Kamis, 22 Januari 2009

HIDUP INI BUKAN UNTUK HARTA, NAMA DAN STATUS

Harta, pangkat, nama untuk memperoleh status sosial merupakan sesuatu yang selalu dicari oleh umat manusia di dunia ini. Status itu bukanlah tujuan tetapi media untuk menegakkan kebenaran, kesucian dan keharmonisan. Harta dicari sebagai alat. Bagaikan perahu menggunakan air sebagai alat untuk bisa berlayar. Tanpa air perahu tidakmungkin bisa berlayar. Perahu berlayar bukan mencari air tetapi menuju pantai bahagia. Kalau perahu salah caranya berlayar di air maka air akan menenggelamkan perahu tersebut.

Demikian jugalah halnya dengan harta, nama, pangkat dan status. Semuanya itu penting untuk dicari sesuai dengan peluang yang ada dan kemampuan masing-masing. Tanpa sarana harta benda manusia tidak akan bisa hidup di dunia ini. Namun yang wajib diperhatikan, semuanya itu adalah sarana bukan tujuan yang permanen.

Demikian juga pangkat dan jabatan adalah kepercayaan untuk didaya gunakan dalam melayani masyarakat, bukan untuk dibangga-banggakan untuk menunjukan egoisme. Pangkat dan jabatan sebagai media untuk berbuat jasa melakukan pelayanan. Itu juga sarana yang sifatnya sementara bukan tujuan. Kalau itu dianggap sebagai tujuan maka bisa menjebak dan mengikat kita. Kalau sudah terikat kita sudah kehilangan kemerdekaan diri. Orang akan bersedih kalau tidak menjabat atau kehilangan jabatan.

Mengabdi pada sesama, menegakkan kebenaran tidak harus melalui jabatan formal. Itu bisa dilakukan dengan banyak cara tanpa melalui jabatan dan pangkat. Sepanjang tujuannya mulia dan cara melakukannya baik, itu juga akan dapat mencapai hasil yang diharapkan dalam pengabdian.

Harta, nama, pangkat dan status, dinamikanya sangat fluktuatif. Kalau itu dianggap sebagai tujuan maka hidup kita akan terombang ambing mengikuti pasang surutnya harta, nama, pangkat dan status tersebut. Itu akan dapat membuat tajamnya suka dan duka.

Hidup dalam gelombang suka duka yang dalam itulah penderitaan. Semakin tinggi gelombang suka yang dirasakan maka semakin tinggi pula ancaman duka yang menghadang. Kalau harta, pangkat, jabatan maupun status itu tidak dicapai atau hilang maka penderitaan pun akan menjadi-jadi. Artinya, harta, pangkat, maupun jabatan harus diperhatikan agar jangan sampai mengikat dan menjebak kita. Seolah-olah hal itu sebagai tujuan yang paling mutlak. Hal itu ibarat pakaian yang akan cepat usang dan hilang.

Memiliki harta, pangkat, jabatan dan status adalah peluang yang diberikan oleh Tuhan untuk mewujudkan apa saja dalam kehidupan sehari-hari ini. Maka dari itu bila anda memiliki harta, pangkat, jabatan dan status janganlah sombong dulu, pastinya suatu saat akan redam di kemudian hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar